Pages

Subscribe:

Video

Labels

Categories

Senin, 29 Juli 2013

Prospek Penggunaan Jamur Entomopatogenik dan Jamur Antagonis sebagai insektisida hayati

oleh : Ir. Agus Budi Setyono
 
Kita tahu dan harus tahu bahwa pengendalian hama secara biologi atau pengendalian hayati mendapat perhatian yang cukup besar di dunia pertanian. Hal ini antara lain disebabkan oleh kesadaran masyarakat yang semakin tinggi akan bahanyanya pengaruh samping penggunaan pestisida kimia baik terhadap manusia maupun lingkungan. Dampak negatif penggunaan pestisida yang kurang bijaksana akan menimbulkan resistensi hama, resurgensi hama, munculnya hama kedua, terbunuhnya jasad bukan sasaran ( musuh alami), residu pestisida dan pencemaran lingkungan. Kecenderungan masyarakat untuk menikmati hasilhasil pertanian yang bebas residu pestisida semakin meningkat. Di samping kebijaksanaan pemerintah dalam pengendalian dengan sistem pengelolaan hama terpadu (PHT) sesuai UU No. 12 tahun 1992 juga mendorong untuk memberi kesempatan peran yang besar pada pengendalian hayati.
Salah satu  agens hayati yang bisa digunakan sebagai pengendalian hayati atau biologi adalah jamur entomopatogenik  ( jamur yang memakan hama )dan jamur antagonis ( Jamur yang memakan jamur atau jeruk makan jeruk kata si Joshua ). Ada beberapa alasan mengapa jamur entomopatogenik dan jamur antagonis banyak menjadi pilihan untuk pengendalian hama dari pada organisme lain. Diantaranya jamur entomopatogenik dan jamur antagonis mempunyai kapasitas reproduksi yang tinggi, siklus hidupnya pendek, dapat membentuk spora yang dapat bertahan lama di alam, bahkan dalam kondisi yang tidak menguntungkan sekalipun. Disamping itu relatif aman, bersifat selektif, kompatibel dengan berbagai insektisida, relatif mudah diproduksi, kemungkinan menimbulkan resistensi sangat kecil. Selain itu, di beberapa negara maju  telah digunakan secara rutin dan meluas, misalnya Uni soviet telah menggunakan Beauveria bassiana untuk mengendalikan Penggerek umbi Kentang, Colarado potato beetle ( Laspeyresia pomonella ).

Keberhasilan pemanfaatan jamur entomopatogenik dan jamur antagonis di lapangan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan (suhu, kelembaban), jumlah spora (termasuk viabilitas dan virulensinya) yang disemprotkan, sehingga kemungkinan spora sampai sasaran cukup banyak. Di samping itu perlu diketahui biologi hama atau daur hidupnya agar waktu penyemprotan dapat lebih tepat. Juga saat penyemprotan harus benar-benar tepat, maksudnya tidak disemprotkan pada waktu matahari terik, sebaiknya diaplikasinya pada waktu mendung atau sore hari.


Viabilitas (daya hidup ) spora jamur entomopatogenik dan jamur antagonis dipengaruhi oleh faktor suhu, kelembaban, pH, radiasi sinar matahari dan senyawa kimia seperti nutrisi dan pestisida. Hal ini penting untuk dipelajari, sebab syarat suatu patogen berhasil baik digunakan sebagai agensia pengendali hama yaitu harus memiliki viabilitas dan virulensi ( daya racun/bunuh ) yang tetap terpelihara atau tinggi.

Salah satu jamur entomopatogenik  adalah Beuaveria bassiana, ( Natural BVR ) dan jamur antagonis adalah Gliocladium sp, Trichoderma sp. ( Natural GLIO ) yang dikeluarkan oleh PT. Natural Nusantara Jogjakarta dan telah bersertifikat dari Komisi Pestisida Dinas Pertanian .

MAKNA MUDIK LEBIH DALAM





Mudik adalah kegiatan perantau/ pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Mudik berasal dari bahasa jawa "Mulih Dhisik" yang artinya pulang dulu. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. Tradisi mudik hanya ada di Indonesia
Menjelang hari raya Idul Fitri, mayoritas masyarakat Indonesia yang tinggal di kota-kota besar kembali menuju kampung masing-masing. Seiring dengan akan berakhirnya Ramadan, mereka yang sedang berada di daerah perantauan biasanya mulai disibukkan berbagai persiapan untuk mudik Lebaran ke kampung halaman. Sebuah tradisi yang begitu mengakar di masyarakat, Tradisi Mudik namanya. tradisi mudik Idul Fitri sudah menjadi ritual tahunan yang dilakukan umat Islam seantero Nusantara.
Di Indonesia, mudik amat kuat karena ikatan komunitas kita amat kental. Ini tak terlepas dari kondisi geografis negeri kita yang berpulau-pulau dan bersuku-suku. Suku menjadi identitas. Kedaerahan menjadi identitas yang penting dan kuat. Ini tentu punya daya tarik. Siapa pun yang merantau pasti rindu untuk pulang ke kampung dan bereuni bersama sanak family dan handai tolan. Karena momentumnya berkait dengan event agama, terjadilah keserempakan pulang kampung dengan segala problematikanya. Fenomena metafisik tersirat dalam tradisi ini, bahwa seberapa pun jauhnya merantau, pada akhirnya seseorang akan kembali ke asalnya. Pepatah mengatakan, setinggi-tinggi bangau terbang, ia akan kembali ke sangkarnya.
Tradisi mudik Lebaran telah menjadi ritual bagi umat muslim, tidak peduli ia berasal dari golongan kaya atau miskin. Berbagai motivasi turut menyertai peserta mudik lebaran, seperti rindu kampung halaman, sungkem kepada orang tua, silaturrahmi dengan sanak saudara, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama. Di dalamnya terdapat suatu makna bersilaturahmi guna mempererat ikatan dengan kampung halaman, sungkem pada orang tua, bertemu dengan para kerabat dan berbagi kebahagiaan dengan sesama
Dalam makna spiritual, pengertian mudik diartikan dengan kembali pada ampunan Allah. Dalam surat Ali Imran ayat 133 tertulis: “Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.” Intinya, ajakan untuk mudik yakni kembali pada ampunan Tuhan.
Tetapi makna yg lebih mendalam dari MUDIK adalah mengingatkan kita kepada sang Kholiq, sang maha Pencipta, karena semuanya pasti akan kembali kepada_NYA.
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un  adalah potongan dari ayat Al-Quran, dari Surah Al-Baqarah, ayat 156, Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali.". Kullu nafsin dzaikatul ma’ut. Setiap yg bernyawa, setiap yg hidup semuanya  pasti akan merasakan mati, semua makhluk fana, tinggallah yg kekal dan abadi Allah azza wajjala.

Ingatlah wahai saudara-saudariku..
Saya, anda dan kita semua pasti akan menempuh perjalanan tersebut, tapi kita tidak tahu kapan di mulainya perjalanan, bisa sekarang, nanti atau lusa.
Yang menjadi masalah, sudahkah kita memiliki bekal untuk menempuh perjalanan tersebut. Yang menjadi masalah, sudahkah kita mempersiapkan diri kita, bekal kita untuk menempuh perjalanan tersebut yg diawali dengan kematian kemudian menghadapi pertanyaan2 malaikat di alam barzah. Setelah itu sudahkah kita memiliki bekal untuk menghadapi yaumul mashyar yg begitu panjang mengerikan dan dashyat di mana matahari didekatkan di kepala manusia. Sudahkah kita siapkan bekal untuk menjawab pertanyaan2 Allah ketika kita ditegakkan, dihadapkan dihadapannya, dipanggil fulan-fulan bin fulan, fulan binti fulan.. lalu dihadapkan dihadapan Allah semua anggota tubuh kita bersaksi. Sudahkan kita mempersiapkan untuk hari ini. Sudahkah kita mempersiapkan bekal untuk melewati titian yg bisa berakhir di syurga...atau na’udzubillah bisa tergelincir ke neraka.
Mudah-mudahan rahmat Allah SWT menyertai setiap langkah kita, mudah2an Allah membimbing kita ke jalan yang lurus, menegakkan kita di atasNYA, memberikan kita khusnul khotimah, serta keteguhan dalam kehidupan dunia maupun setelah mati. Persiapkan dirimu wahai saudara-saudariku, persiapkan bekalmu untuk melanjutkan perjalanan MUDIK  ke kampung akheratmu.


Selasa, 23 Juli 2013

TEKNOLOGI SINGKONG GADJAH (Manihot utilissima Pohl )




SYARAT PETUMBUHAN
·        Curah hujan antara 1.500-2.500   mm/tahun
·        Suhu udara minimal sekitar 10 derajat C              
·        Kelembaban udara optimal antara 60-65%
·        Sinar matahari sekitar 10 jam/hari untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
·        Tanah  berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik
·        Jenis tanah yang sesuai  aluvial,latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
·        pH ideal 5,8.
·        Ketinggian tempat yang baik dan ideal antara 10–700 m dpl

PEDOMAN BUDIDAYA
Pembibitan
·        Bibit berupa stek batang berasal tanaman induk cukup tua (10-12 bulan)
·        Stek pilih batang bagian bawah sampai tengah yang pertumbuhannya normal, sehat dan seragam
·        Batang telah berkayu dan berdiameter + 2,5 cm lurus dan belum tumbuh tunas-tunas baru
·        Stek terpilih diikat antara 25–30 batang stek.
Pengolahan Lahan
·        Bersihkan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar  tanaman sebelumnya
·        Lakukan pembajakan tanah
·        Buat bedengan sesuai ukuran yang dikehendaki untuk mempermudah pemeliharaan
·        Lakukan pengapuran dengan kapur kalsit/kaptan (CaCO3) atau Dolomit dengan dosis 1-2,5 ton/ha
·        Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat pembentukan bedengan kasar bersamaan dengan pemberian pupuk kandang atau SUPERNASA
Teknik Penanaman

Senin, 22 Juli 2013

Syukur Mengubah Hidup Anda



Syukur, suatu kata yang sangat berbobot dan memberikan makna yang tidak terhingga. Allah telah menjamin dalam Al Quran, barang siapa yang bersyukur maka Allah akan menambah nikmat kepada orang tersebut. Sudahkan Anda bersyukur? Sudahkah Anda merasakan tambahan nikmat atas syukur Anda? Apakah Anda ingin mendapatkan nikmat yang lebih besar lagi? Lupakan mengeluh, mulailah perbanyak syukur.
Ada dua manfaat besar dari bersyukur. Kedua manfaat ini akan mengubah hidup kita jika kita mendapatkannya.
  1. Pahala dari Allah. Jelas, bersyukur adalah perintah Allah, kita akan mendapatkan pahala jika kita bersyukur dengan ikhlas.
  2. Menciptakan Feeling Good. Dengan bersyukur akan membuat kita lebih bahagia. Perasaan kita menjadi lebih enak dan nyaman dengan bersyukur. Bagaimana tidak, pikiran kita akan fokus pada berbagai kebaikan yang kita terima.
Lalu apa manfaat Feeling Good?

Jumat, 19 Juli 2013

DURIAN BAWOR


INOVASI TEKNOLOGI DURIAN BAWOR
1.Kuat
2.Seni
3.Buah sesuai Induk
4. Ketinggian 10-600 mdpl
5. Pencegah Banjir
6. Mencegah Tanah longsor
7. Mempertahankan  cadangan Muka Air
8. Usaha Penyelamatan dari pengaruh Global Warming
9. Aspek Sosial dan Ekonomi
10. Penggemar fanatik
Tabel pemupukan Pemupukan /tahun:



















Umur  (thn)
Pukand (Kg/Phn)
NPK (kg/phn)
SPRN
PWR
(gr/pkk)
Frekuensi  per tahun
POC NASA  + HORMONIK
Frekuensi
(gr/pkk)
(selama masih terjangkau)
1-3
30 - 50
0.5-1.0
5 sd 10
-
3 sd 4
4-5 / 1 ttp/tangki
1-2 x / bulan
4-6
75 - 150
1.5-2.5
10 sd 20
10-15
2 sd 4
 -
-
7-10
200-300
1.5-3.0
10 sd 20
15-30
2 sd 4
-
-