SYARAT
PETUMBUHAN
·
Curah
hujan antara 1.500-2.500 mm/tahun
·
Suhu
udara minimal sekitar 10 derajat C
·
Kelembaban
udara optimal antara 60-65%
·
Sinar
matahari sekitar 10 jam/hari untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
·
Tanah berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat
dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik
·
Jenis
tanah yang sesuai aluvial,latosol,
podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
·
pH
ideal 5,8.
·
Ketinggian
tempat yang baik dan ideal antara 10–700 m dpl
PEDOMAN BUDIDAYA
Pembibitan
·
Bibit
berupa stek batang berasal tanaman induk cukup tua (10-12 bulan)
·
Stek
pilih batang bagian bawah sampai tengah yang pertumbuhannya normal, sehat dan
seragam
·
Batang
telah berkayu dan berdiameter + 2,5 cm lurus dan belum tumbuh
tunas-tunas baru
·
Stek
terpilih diikat antara 25–30 batang stek.
Pengolahan Lahan
·
Bersihkan
lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar tanaman sebelumnya
·
Lakukan
pembajakan tanah
·
Buat
bedengan sesuai ukuran yang dikehendaki untuk mempermudah pemeliharaan
·
Lakukan
pengapuran dengan kapur kalsit/kaptan (CaCO3) atau Dolomit dengan
dosis 1-2,5 ton/ha
·
Pengapuran
diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat pembentukan bedengan kasar bersamaan
dengan pemberian pupuk kandang atau SUPERNASA
Teknik Penanaman
·
Waktu
tanam yang bagus awal musim hujan
·
Jarak
tanam pola monokultur 150 x 150 cm atau 120 x 80 cm
·
Jarak
tanam pola tumpang sari 200 x 200 cm atau 300 x 150 cm
·
Cara
penanaman dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela pohon
·
Stek
batang direndam dengan 3-5 ml POC NASA
+ 1 ml HORMONIK per liter + 30-60 menit
·
Angkat
dan tiriskan bibit stek lalu keringanginkan
·
Kemudian
tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun
tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam dangkal saja.
Penyulaman
·
Untuk
bibit yang mati/abnormal segera dilakukan penyulaman, yakni dengan cara
mencabut dan diganti dengan bibit yang baru/cadangan
·
Penyulaman
dilakukan pada pagi hari atau sore hari
·
Waktu
penyulaman adalah minggu pertama dan minggu kedua setelah penanaman
Penyiangan
·
Buang
semua jenis rumput/ tanaman liar/gulma yang hidup di sekitar tanaman
·
Dalam
satu musim penanaman minimal 2 (dua) kali penyiangan.
Pembubunan
·
Gemburkan
tanah di sekitar tanaman dan setelah itu dibuat seperti guludan
·
Waktu
pembubunan dapat bersamaan dengan penyiangan, hal ini dapat menghemat biaya
Perempalan/Pemangkasan
·
Perlu
dilakukan pemangkasan/pembuangan tunas karena minimal setiap pohon harus
mempunyai 2 atau 3 cabang agar batang pohon tersebut bisa digunakan sebagai
bibit lagi di musim tanam mendatang.
Pemupukan
·
Pupuk
yang diberikan per Ha adalah Urea = 135 kg, SP-36 = 75, KCl = 135 kg, SUPERNASA = 3 - 6 kg POC NASA = 5-10 botol (@ 500 ml) dan HORMONIK = 5-10 botol (@ 100 ml)
·
Cara
Pemupukan bisa dilihat tabel dibawah ini :
No
|
Nama
Pupuk
|
Umur
5 HST
|
Umur
60 – 90 HST
|
Keterangan
|
1.
|
Urea
= 135
kg
|
50 kg
|
85 kg
|
|
2.
|
SP-36
= 75
kg
|
75 kg
|
-
|
|
3.
|
KCl
= 135 kg
|
50 kg
|
85 kg
|
|
4.
|
SUPERNASA
|
3 – 6 kg
|
-
|
Bisa dicampur NPK lalu
ditaburkan
|
5
|
POC
NASA
|
Penyemprotan
untuk luas 1000 m2, rata-rata menghabiskan 3 tangki (berkisar 2-4
tangki) vol. ± 15 ltr. Penyemprotan HORMONIK
1 – 2 ttp dicampur dengan POC NASA 4 – 6 ttp per tanki umur 1, 2, 3 dan 4 bulan
|
||
6.
|
HARMONIK
|
Catatan :
Dosis Pupuk makro tidak mutlak seperti tabel, tapi bisa menggunakan pupuk makro
sesuai rekomendasi PPL atau Dinas
Pertanian di daerah setempat ( dosis spesifik lokasi ) ditambah pupuk dari NASA ( SUPERNASA, POC NASA dan HORMONIK
)
Pengairan dan Penyiraman
·
Kondisi
lahan Ketela pohon dari awal tanam sampai umur + 4–5 bulan hendaknya selalu
dalam keadaan lembab, tidak terlalu becek
·
Pengairan
dilakukan pada saat musim kering dengan cara sistem genangan dapat dilakukan
dua minggu sekali dan untuk seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan.
HAMA DAN
PENYAKIT
Hama
a.Uret
(Xylenthropus)
·
Ciri:
berada dalam akar dari tanaman
·
Gejala:
tanaman mati pada yg usia muda, karena akar batang dan umbi rusak
·
Pengendalian:
bersihkan sisa-sisa bahan organik pada saat tanam, sebar dedak halus yang telah
dicampur PESTONA pada saat
pengolahan lahan atau semprotkan PESTONA
langsung ke lahan setiap 2-4 minggu sekali
b.Tungau
merah (Tetranychus bimaculatus)
·
Ciri:
menyerang pada permukaan bawah daun dengan menghisap cairan daun
·
Gejala:
daun akan menjadi kering
·
Pengendalian:menanam
varietas toleran dan Semprotkan PENTANA.
Penyakit
a.Bercak
daun bakteri
·
Penyebab:
Xanthomonas manihotis atau Cassava Bacterial Blight/CBG
·
Gejala:
bercak-bercak bersudut pada daun lalu bergerak dan mengakibatkan pada daun
kering dan akhirnya mati
·
Pengendalian:menanam
varietas yang tahan, memotong atau memusnahkan bagian tanaman yang sakit,
melakukan pergiliran tanaman dan sanitasi kebun, semprot Natural GLIO sebagai pencegahan
b.Layu
bakteri (Pseudomonas solanacearum
E.F. Smith)
·
Ciri:
hidup di daun, akar dan batang.
·
Gejala:
daun yang mendadak jadi layu seperti tersiram air panas. Akar, batang dan umbi
langsung membusuk
·
Pengendalian:
melakukan pergiliran tanaman, menanam varietas yang tahan, melakukan pencabutan
dan pemusnahan tanaman yang sakit berat serta sebarkan Natural GLIO yang sudah dicampur Pupuk Kandang matang atau kompos
sebelum tanam sebagai pencegahan
c.Bercak
daun coklat (Cercospora heningsii)
·
Penyebab:
jamur atau cendawan yang hidup di dalam daun
·
Gejala:
daun bercak-bercak coklat, mengering,lubang-lubang bulat kecil dan jaringan
daun mati
·
Pengendalian:
melakukan pelebaran jarak tanam, penanaman varietas yang tahan, pemangkasan
pada daun yang sakit serta melakukan sanitasi kebun.
d.Bercak
daun konsentris (Phoma phyllostica)
·
Penyebab:
cendawan yang hidup pada daun.
·
Gejala:
adanya bercak kecil dan titik-titik, terutama pada daun muda
·
Pengendalian:memperlebar
jarak tanam, mengadakan sanitasi kebun dan memangkas bagian tanaman yang sakit
.
P A N E N
·
Ketela
pohon dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang
·
Warna
daun mulai menguning dan banyak yang rontok
·
Umur
panen tanaman ketela pohon telah mencapai 6–8 bulan untuk varietas Genjah dan
9–12 bulan untuk varietas Dalam
·
Ketela
pohon dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang tertinggal diambil
dengan cangkul atau garpu tanah
·
Hasil
panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah dijangkau oleh
angkutan
·
Pemilihan
atau penyortiran umbi ketela pohon sebenarnya dapat dilakukan pada saat pencabutan berlangsung
ANALISIS EKONOMI
SINGKONG
·
Luas
Lahan = 1 Ha
·
Pola
tanam = Monokultur ( 7 - 9 bulan )
·
Jarak
tanam = 150 X 150 cm
·
Jumlah
Populasi = 5.000 pohon
1. Biaya Produksi
·
Sewa
lahan per musim (lahan kering) Rp
5.000.000,-
·
Bibit
+ 5.000 stek @ Rp 2.000,- Rp 10.000.000,-
·
Urea
= 135 kg @
Rp 1.800,- Rp 243.000,-
·
SP-36
= 75 kg @
Rp 2.000,- Rp 150.000,-
·
KCl
= 135 kg @ Rp 2.500,- Rp 337.500,-
·
SUPERNASA 250 gr
= 20 botol ( 5 kg ) @ Rp
32.500,- Rp 650.000,-
·
POC NASA 500
ml = 10 botol @ Rp 23.000,- Rp 230.000,-
·
HORMONIK 100 ml
= 10 botol @ Rp
20.000,- Rp 200.000,-
·
PESTONA 500 ml
= 5 botol @ Rp 27.500,- Rp 137.500,-
·
PENTANA 100 ml
= 5
botol @ Rp 27.000,- Rp 135.000,-
·
Natural GLIO 100 gr = 10 pak @
Rp 20.000,- Rp 200.000,-
2. Biaya Tenaga
kerja ( HKO = Hari Kerja Orang )
·
Pengolahan
lahan 50 HKO @ Rp 15.000,- Rp 750.000,-
·
Penanaman
10 HKO @ Rp 15.000,- Rp 150.000,-
·
Pemupukan
20 HKO @ Rp 15.000,- Rp 300.000,-
·
Penyiangan
& pembubunan 20 HKO @ Rp 15.000,- Rp 300.000,-
·
Panen
dan pasca panen 20 HKP @ Rp 15.000,- Rp 300.000,-
JUMLAH BIAYA
PRODUKSI Rp
19.083.000,-
PENDAPATAN Produksi = 75.000 kg @ Rp 1000,- Rp 75.000.000,-
KEUNTUNGAN Rp 55.917.000,-
Parameter
kelayakan usaha
B/C Ratio = 3,9
Catatan :
- Analisis Usaha tani tergantung oleh kondisi tanah, iklim, harga (saprodi, upah tenaga kerja dan sewa lahan) dan sumber daya manusia (skill) di daerah setempat
- Keuntungan akan bertambah, jika sewa lahan tidak dihitung karena milik sendiri, serangan hama penyakit berkurang dan tenaga kerja sebagian dikerjakan sendiri
- Harga produk NASA menggunakan harga distributor Pulau Jawa
Jogjakarta,
25 April 2013
PT. Natural Nusantara,
Ir. Agus Budi Setyono
TS Pertanian HPT
0 komentar:
Posting Komentar